Jumat, 18 Januari 2013

asal usul nama buleleng dan singaraja

Asal Usul Nama Buleleng dan Singaraja Di Bali, hidup seorang raja yang bergelar Sri Bagening. Sang Ra ja memiliki banyak istri, dan istri ter akhirnya bernama Ni Luh Pasek. Ni Luh Pasek berasal dari Desa Panji, dan ma sih ke turunan Kyai Pasek Gobleng. Su a tu waktu, Ni Luh Pasek mengandung. Oleh suami nya, ia dititipkan kepada Kyai Je¬lan tik Bogol. Tak berapa lama, anaknya pun lahir. Anak itu diberi nama I Gede Pa sekan. I Gede Pasekan mempunyai wi ba wa besar sehingga sangat dicintai dan dihormati oleh pemuka masyarakat mau pun masyarakat biasa. Suatu hari, ketika usianya menginjak dua puluh tahun, ayahnya berkata pada¬nya, “Anakku, sekarang pergilah engkau ke Den Bukit di daerah Panji.” “Mengapa ayah?” “Karena di sanalah tempat kelahiran ibumu.” Sebelum berangkat, ayah angkatnya mem berikan dua buah senjata bertuah, yaitu sebilah keris bernama Ki Baru Se mang dan sebatang tombak bernama KiTunjung Tutur. Dalam perjalanannya, I Gede Pasekan diiringi oleh empat puluh pe nga wal yang dipimpin Ki Dumpiung dan Ki Dosot. Ketika sampai di daerah yang di sebut Batu Menyan, mereka bermalam dengan dijaga ketat oleh para pengawal secara bergantian. Saat tengah malam, tiba-tiba datang makhluk ajaib penghuni hutan. Dia meng¬ang kat I Gede Pasekan ke atas pun daknya se hingga I Gede Pasekan dapat me lihat pe man dangan lepas ke lautan dan da ratan yang ter bentang di hadapannya. Ke tika dia me man dang ke arah timur dan barat laut, ia me li hat pulau yang amat jauh. Ketika me li hat ke arah selatan pemandangannya di halangi oleh gunung. Setelah makhluk itu pergi kemudian terdengar bisikan. “I Gusti, sesungguhnya apa yang te lah engkau lihat akan menjadi daerah ke¬kuasaanmu.” Keesokan harinya rombongan itu me lan jutkan perjalanan. Meski sulit dan pe¬nuh rintangan akhirnya rombongan I Gede Pasekan berhasil mencapai tujuan, yaitu Desa Panji, tempat kelahiran ibunya. Suatu hari, ada sebuah perahu Bugis yang terdampar di pantai Panimbangan.Warga setempat yang dimintai tolong tak mampu mengangkatnya. Keesokan harinya orang Bugis pemilik perahu itu meminta tolong pada I Gede Pasekan. “Tolonglah kami, Tuan. Jika Tuan ber hasil mengangkat perahu kami, se bagian muatan itu akan kami serahkan kepada Tuan sebagai upahnya.” “Kalau itu keinginan kalian, saya akan berusaha mengangkat perahu itu,” jawab I Gede Pasekan. I Gede Pasekan segera memusatkan pikiran. Dengan kekuatan gaibnya, perahu yang kandas itu berhasil diangkatnya. Se ba gai ungkapan rasa terima kasih, orang Bugis itu memberikan hadiah berupa se tengah dari isi perahu itu kepada I Gede Pasekan. Di antara hadiah itu terdapat dua buah gong besar. Sejak saat itu I Gede Pasekan menjadi orang kaya dan bergelar I Gusti Panji Sakti. Kekuasaan I Gede Pasekan mulai me luas dan menyebar sampai ke mana-mana. Dia pun mendirikan kerajan baru di Den Bukit. Kira-kira abad ke-17, ibukota ke rajaan itu disebut orang dengan nama Su ka sada. Kerajaaan I Gede Pasekan itu ber kem bang hingga ke utara. Daerah itu ba nyak ditumbuhi pohon buleleng. Oleh karena itu, pusat kerajaan beralih ke wi la yah itu. Wilayah itu pun diberi nama Buleleng. Di Buleleng dibangun sebuah istana megah yang diberi nama Singaraja. Nama ini menunjukkan bahwa penghuninya ada lah seorang raja yang gagah perkasa lak sana singa. Namun, ada pendapat yang mengatakan bahwa nama Singaraja arti nya tempat persinggahan raja. Barangkali ketika sang Raja masih di Sukasada, se ring singgah di sana. Jadi, kata Singaraja berasal dari kata singgah raja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar